Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Peneliti UGM Siap Lepaskan Telur Nyamuk yang Mengandung Bakteri Wolbachia

Chindy Aprilia Pratiwi , Jurnalis-Selasa, 21 November 2023 |14:10 WIB
Peneliti UGM Siap Lepaskan Telur Nyamuk yang Mengandung Bakteri Wolbachia
Peneliti UGM meneliti bakteri Wolbachia pada nyamuk (Foto: YouTube)
A
A
A

JAKARTA – Rekayasa genetik pada nyamuk dengan wolbachia menjadi menarik perhatian publik. Pasalnya, manfaatnya dapat mengurangi keparahan dan penularan Demam Berdarah Dengue (DBD). Penelitian ini juga dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM).

Peneliti Bakteri Wolbachia dan Demam Berdarah dari Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Adi Utarini atau kerap disapa dengan Prof Uut menjelaskan nyamuk yang saat ini tersebar di alam merupakan nyamuk aedes aegypti, setelah dilakukan intervensi dengan wolbachia. Maka peneliti terlebih dahulu melakukan riset untuk mengetahui seberapa banyak nyamuk yang berada di alam sekitar.

 BACA JUGA:

“Caranya kita menyediakan semacam perangkap nyamuk, ini banyak jumlahnya dengan sekitar 300 perangkap nyamuk sehingga dari situ kita tahu persis jumlah nyamuk dan dari waktu ke waktu dinamikanya seperti apa kita tahu,” kata Prof Uut dikutip dalam acara Media Briefing PB IDI, dikutip Selasa (21/11/2023).

Maka dari cara tersebut akan dilakukan pelepasan telur nyamuk yang sudah mengandung wolbachia, dengan dilakukan selama enam bulan. Prof Uut juga mengatakan meskipun dalam hal ini memang dilakukan penambahan nyamuk, tetapi nyamuk yang ditambahkan tidak sebanyak dipikirkan masyarakat. Sebanyak kurang lebih 10 % nyamuk ditambahkan untuk dapat membantu nyamuk yang sudah ada di alam.

 BACA JUGA:

Akan tetapi pelepasan itu juga tidak dilakukan setiap waktu atau terus menerus. Menurut Prof Uut periode itu dilakukan hanya dalam kurun waktu enam bulan, apabila waktu itu telah habis, maka pelepasan nyamuk juga akan diberhentikan. Sehingga data menunjukkan setelah periode pelepasan wolbachia itu sebetulnya nyamuk sudah tidak bertambah lagi.

“Jadi sebelum dan sesudah pelepasan itu tidak ada perbedaan jumlah nyamuk yang signifikan, hanya sama pelepasan saja itu bertambah tapi juga tidak banyak melepasnya kurang lebih sepuluh Persen,” ucap Prof Uut.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement